Catatan Rumah Kepemimpinan 13 : Tangis yang Pecah (2)
Episode-episode berikutnya banyak
mengisahkan penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin di berbagai daerah. Panglima
perang kaum muslimin yang begitu cakap di sini adalah Khalid bin Walid. Sama seperti
sebelum-sebelumnya, aku menangis lagi. Melihat bagaimana Khalid memipin
pasukannya melawan pasukan musuh yang besarnya tiada terkira. Melihat bagaimana
Khalid yang tidak punya rasa takut menerjang barisan musuh dan menghunus
pedangnya pada pimpinan pasukan musuh. Hingga Khalid diberi julukan sebagai
pedang Allah yang terhunus. AllahuAkbar..
Memasuki episode 24, saat Umar bin
Khattab dibai’at menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar, aku menangis lagi. Saat
itu Umar berdoa, “Ya Allah sesungguhnya aku keras, maka lunakkanlah. Ya Allah,
sesungguhnya aku lemah, maka kuatkanlah.” Entah mengapa doa ini mengena sekali
di hati. Umar yang menurut kebanyakan orang adalah seorang yang sangat kuat
saja, masih merasa lemah dan terus memohon agar diberi kekuatan oleh Allah,
bagaimana dengan kita?
Ada juga saat dimana Umar
diambilkan semangkuk susu, namun bukan dari unta miliknya melainkan unta milik
umat muslim(unta zakat). Ketika mengetahui hal tersebut, Umar marah karena tak
seharusnya ia meminum susu itu. Mestinya ia izin terlebih dahulu pada umat muslim
jika hendak meminum susu tersebut. “Aku tidak boleh memakan harta kaum muslimin
tanpa izin mereka” terang Umar. AllahuAkbar..
Jujur, aku belum selesai menonton
film ini. Lepas dari episode 24, entah mengapa rasanya hanya ingin menangis dan
menangis saja. Ada beberapa nasihat yang perlu kutuliskan dari episode 24 ini.
1. Umat muslim
dilarang memiliki perut besar (buncit karna terlalu banyak makan). Karena bisa
membuat kita menjadi malas untuk pergi ke masjid dan sholat berjama’ah. Selain itu,
perut besar bisa merusak organ tubuh dan menimbulkan banyak penyakit.
2. Umat muslim
dilarang berdagang bila tidak tahu bagaimana caranya berdagang dan tidak tahu hal-hal
yang dihalalkan serta diharamkan dalam berdagang.
3. Umat muslim
dilarang berjalan lambat dan berpakaian kumuh. Zuhud bukan berarti kelemahan,
dan menjadi ahli ibadah bukan berarti menjadi lemas dan lunglai (bila bicara,
suaranya tak terdengar, bila berjalan badannya bungkuk)
Dari sekian panjang kisah yang
telah kutuliskan, aku ingin mengungkapkan sesuatu. Selepas melihat 24 episode
film Omar ini, aku merasa malu. Hina sekali rasanya. Rasulullah SAW bersama
para sahabatnya berjuang tanpa rasa takut menegakkan Islam. Maju dan terus berlari
tanpa menoleh ke belakang lagi. Ikhlas apakah tancapan anak panah, sabetan
pedang atau hunusan tombak yang akan menghampiri membawa pada syahid yang
abadi. Allah, sungguh mereka semua adalah manusia yang tidak punya rasa takut. Berjuang
tanpa henti hingga menang atau gugur sebagai syuhada. Sedangkan aku?
Khalid bin Walid, Pedang Allah yang terhunus |
Aku malu pada Umar yang selalu
berhati-hati menjaga apa yang masuk ke dalam perutnya. Aku merasa hina karena
tidak tahu diri atas kesempatan yang Allah berikan padaku untuk bisa terus
hidup dalam kedamaian hingga saat ini. Aku malu karena masih saja mengulangi
kesalahan padahal Allah telah begitu baik mengingatkannya setiap waktu. Aku merasa
hina karena kesombonganku. Diingatkan, diulangi lagi. Diingatkan, diulangi
lagi. Astaghfirullah.. semoga film
Omar ini merupakan peringatan yang kesekian kalinya dari Allah untuk diriku.
Selepas maghrib tadi, aku menangis
lagi. Karena ayat yang kubaca adalah perihal peperangan. Pas sekali sekali
episode yang barusan aku tonton. Aku malu sekali ya Allah, pada Rasulullah SAW
dan sahabat-sahabatnya yang telah berjuang sedemikian rupa menegakkan Islam. Sejujurnya
aku malu sekali bila harus kembali kepada Allah. Rasanya sudah tidak pantas. Semoga
Allah masih mau menerima taubatku, dan memaafkan kesalahan yang terus menerus
kuulangi sampai sebelum tulisan ini ada.
Pembaca, siapapun kalian. Bantulah aku
untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang lalu. Doakan aku supaya Allah mengampuni
dosa-dosaku dan memberiku petunjuk ke arah yang lebih baik. Satu hal lagi,
izinkan aku memaksa kalian menonton film ini dengan hati. Rasakan betul
bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya memperjuangkan Islam sampai mati. Menerjang
musuh tanpa rasa takut, hingga menang atau gugur sebagai syuhada.
Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallim,
Wallahu a’lam
bis showab.
Comments
Post a Comment