Posts

Showing posts from August, 2016

Apakah Bapak Sudah Makan?

Image
21 Agustus 2016 Selamat pagi, pembaca. Alhamdulillah sudah lumayan membaik nih meski masih batuk-batuk. Hehe. Sepulang dari Jakarta aku dan beberapa teman seasrama pada sakit, jadi kurang produktif untuk menulis. Maafkan ya, Pembaca. Pagi ini aku akan menuliskan sebuah kisah yang sangat sederhana. Kejadiannya di malam hari, hanya di sebuah pertigaan yang tidak jauh dengan asramaku. Penasaran? Yuk baca :D oh ya untuk fotonya menyusul ya. Hehe. Jadi, malam itu, aku lagi-lagi bingung hendak makan apa. Di dekat asramaku tidak ada model warung makan prasmanan—yang biasanya ada menu sayurnya. Di dekat asramaku yang banyak ada adalah warung makan penyetan, burjo, dan kalau malam hari biasanya penjual nasi goreng. Sebetulnya ada warung makan model prasmanan, tapi letaknya agak jauh dari asramaku, dan karena saat itu sudah malam—menjelang isya, jadi aku pikir pasti warung tersebut sudah tutup karena makanan dan sayurnya sudah banyak yang habis. Akhirnya setelah menimbang-n

Catatan Rumah Kepemimpinan Spesial NLC 2016 (Part 1) : Hujan dan UI Menjadi Saksi

Image
Sumber : Muthia Semangat pagi, Pembaca :D Karena kemaren sudah diawali dengan kisah semangkuk nasi kecap, sekarang saatnya berbagi keseruan selama NLC 2016 :D Cerita ini nantinya akan sangat panjang. Karena agenda NLC 2016 ini terselenggara selama seminggu, dari pagi-sore dengan berbagai macam kegiatan yang tidak ada hentinya. Jadi, bisa bayangkan akan sepanjang apa cerita ini nanti? Simak saja lah. Haha Sore hari Senin 1 Agustus 2016, Kami—aku dan teman-teman regional 3 Yogyakarta bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Kami berkumpul di asrama Srikandi dan menyimak nesehat eyang sebelum benar-benar meninggalkan kota Istimewa ini. Tepat pukul 5 sore, akhirnya kami berangkat. Aku tidak akan terlalu detail menceritakan setiap detik yang kami lewati. Hanya beberapa poin yang kurasa waw dan perlu untuk kuceritakan. Dan pada bagian 1 ini aku akan menceritakan tentang bagaimana hujan dan UI menjadi saksi atas hangatnya persaudaraan Nakula dan Srikandi. Siang itu, kami

Semangkuk Nasi Kecap

Image
Malam itu, aku akan pulang. Keramaian stasiun Pasar Senen tak menghalangiku untuk pergi berkeliling untuk sekedar mencari makan malam. Bersama Fadhil, aku berjalan-jalan sampai terlihat seperti orang konyol karena bolak-balik dan mengomel tidak jelas. Tapi, Allah lagi-lagi menegurku malam itu. Dalam balutan hujan yang hanya sekian menit, pelajaran Allah tersampaikan. Aku cukup sulit untuk membeli makanan di tempat umum. Aku seringkali takut membeli makanan yang berbau atau sekedar mengandung daging. Apakah itu ayam, atau soto ayam, aku tetap tak yakin. Akhirnya daripada ragu, aku memutuskan untuk mencari makanan yang tidak mengandung daging sama sekali. Kami—aku dan Fadhil berjalan ke sana kemari mencoba mencari makanan yang cocok. Sebetulnya, Fadhil memang tak berniat makan nasi malam itu. Dia ingin makan roti. Yah, tapi karena di baik hati dan tidak sombong, dia dengan sabarnya menemaniku mencari makan*eaaa Sampai akhirnya, aku melihat ada tahu dan tempe di tempat seorang