Posts

Tentang Kita

Image
.Love. Selamat siang, Pembaca! Setelah sekian lama kuliah di Sastra Indonesia (Sasindo) UGM, baru kali ini aku akan menceritakan bagaimana asiknya kuliah di jurusan ini, suka dukanya, dan pastinya, mahasiswa mahasiswinya. Aku masih ingat betul, kali pertama aku berkenalan dengan anak-anak Sasindo UGM angkatan 2015. Saat itu, aku baru saja dibelikan hp baru―andorid. Aplikasi Whatsapp , Line , dan sebagainya masih terasa asing sebab sebelumnya aku belum pernah tahu. Termasuk saat diundang untuk bergabung dengan grup Line Sasindo 15, aku ikut mengucapkan selamat datang ketika yang lain mengucapkan selamat datang padaku. Saat itu aku belum paham, lalu belakangan aku baru ngeh , kalau anggota baru, chat -nya memang masih kosong, kan? Membuatku berfikir bahwa itu adalah grup baru, sehingga aku ikut mengucapkan selamat datang (padahal ceritanya aku disambut, malah ikut mengucap selamat datang). Haha, baiklah, awal yang konyol. Setelah itu, ada salah seorang anak mengirim priva

Belajar Ridha, Belajar Ikhlas

Image
.berfikir. Selamat siang, Pembaca! Kali ini aku akan menuliskan kembali apa yang telah disampaikan oleh Ustad Syatori Senin sore kemarin. Sebetulnya, di saat yang bersamaan, ada juga kajian di maskam, dan pengisinya adalah Muzammil. Beberapa temanku ikut, dan aku juga ingin sekali bergabung bersama mereka. Hanya saja, sore ini, Muzammil juga mengisi di Nurul ‘ashri. Jadi, aku memutuskan untuk ikut yang Selasa sore saja, sehingga Senin sore aku tetap bisa ikut kajian tafsir Ustad Syatori. Dan, aku tidak menyesal sedikitpun. Materi kajian Ustad Syatori sore itu membuatku terenyuh. Perlu kalian ketahui, Ustad Syatori adalah pribadi yang sangat lembut. Mirip dengan Aa Gym. Kalau ikut kajian beliau rasanya adem sekali. Nah, sore itu, beliau mengawali kajian dengan persoalan tadabbur . Untuk apa sih tadabbur Alquran? Ya, untuk menjadikan Alquran sebagai cermin, untuk melihat wajah kehidupan kita sebagai hamba Allah. Untuk memastikan, ada tidaknya sifat kehambaan dalam diri