Tentang Kita


.Love.

Selamat siang, Pembaca!
Setelah sekian lama kuliah di Sastra Indonesia (Sasindo) UGM, baru kali ini aku akan menceritakan bagaimana asiknya kuliah di jurusan ini, suka dukanya, dan pastinya, mahasiswa mahasiswinya.

Aku masih ingat betul, kali pertama aku berkenalan dengan anak-anak Sasindo UGM angkatan 2015. Saat itu, aku baru saja dibelikan hp baru―andorid. Aplikasi Whatsapp, Line, dan sebagainya masih terasa asing sebab sebelumnya aku belum pernah tahu. Termasuk saat diundang untuk bergabung dengan grup Line Sasindo 15, aku ikut mengucapkan selamat datang ketika yang lain mengucapkan selamat datang padaku. Saat itu aku belum paham, lalu belakangan aku baru ngeh, kalau anggota baru, chat-nya memang masih kosong, kan? Membuatku berfikir bahwa itu adalah grup baru, sehingga aku ikut mengucapkan selamat datang (padahal ceritanya aku disambut, malah ikut mengucap selamat datang). Haha, baiklah, awal yang konyol. Setelah itu, ada salah seorang anak mengirim private chat padaku, mengaku bernama Rania. Jelas aku pikir dia perempuan, sebab foto profilnya pun perempuan berjilbab. Di akhir percakapan kami, aku tahu dia ternyata laki-laki, bernama Rama. Hahaha.

Ah, ya, orang pertama yang aku kenal adalah Mia. Sebab, dialah yang mencariku di Facebook, kemudian mengirimkanku pesan untuk bergabung dnegan grup Sasindo 15. Orang kedua, ya, Rama. Orang ketiga, sejujurnya aku tidak ingat. Tapi yang pasti saat itu, aku mencoba melihat profil mereka satu persatu di Line, dan yang aku ingat adalah, aku kagum dengan Arin. Bio Line-nya adalah novelis. Lalu aku menggumam saat itu, “Wah, senangnya punya teman penulis buku.” Lalu ada juga Andre, kalau tidak salah bio-nya saat itu, penyair. Aku bergumam lagi, “Wah, yang ini penyair. Keren-keren lah temanku.”

Lalu, aku ingat saat pertama kali bertemu dengan kakak-kakak Sasindo 14. Aku ingat saat itu ada syahdan, yang entah mengapa aku menduga dia bukan anak 2015, dan ternyata benar. Lalu ada Bening, yang entah kenapa penilaian pertamaku padanya adalah ia sangat judes, wkwk. Tapi, sungguh itu sama sekali tidak terbukti, sebab Bening sangat baik dan ramah.
Cukup itu sepertinya untuk di awal. Selanjutnya, aku akan mecoba mengingat hal-hal yang penting untuk diabadikan.

Kelas A102
Kelas ini sangat bersejarah, bagiku. Tidak peduli FIB sudah mempunyai gedung baru yang lebih bagus, tapi kelas A102 ini adalah kelas terbaik. Sebab, semua berawal di sini. Pak Heru yang pertama kali mengajarkan kami apa itu sastra. Aku yang terpaksa mengakui bahwa aku sebetulnya bukan angkatan 2015, saat mata kuliah keterampilan wicara, dan sejak itu aku resmi dipanggil Kak Ros. Prof. Putu yang saat semester 1 entah kenapa aku tidak terlalu paham dengan beliau, tapi di semester 5 menjadi dosen yang paling aku tunggu kehadirannya untuk masuk kelas. Kelas yang menjadi saksi kisah cinta mahasiswa Sasindo 15 (kalau soal ini cukup Sasindo 15 saja yang tahu haha). Kelas yang menjadi saksi mahasiswa semester 1 sudah sampai kelas pukul 7 tapi di semester 5-nya pukul 7 baru berangkat. Wkwk. Kelas ini begitu penuh kenangan. Aku masih sering ke sini jika sedang tidak digunakan untuk kuliah. Hei, Sasindo 15, kalian rindu tidak sih?

Bawah Tangga Gedung A
Ini adalah basecamp mahasiswa Sasindo 15. Kami ngobrol, rapat, main kartu, diskusi, tidur-tiduran, momen yang sekarang tidak pernah ada lagi. Aku ingat saat kirab budaya, kami ramai-ramai membuat kostum, properti, dan menggunakan make up bersama-sama di tempat ini. Kami tidak pernah malu atau segan duduk di lantai, bersama-sama, tertawa, membahas hal yang kadang tidak penting. Hei, kalian, rindu tidak sih?
kirab budaya
Festival Sastra
Festival sastra, sebuah acara yang bisa dibilang cukup besar, meski tidak sebesar Bulan Bahasa. Untukku pribadi, ini sangat berkesan. Bukan karena aku menjadi sekretaris Andre*uhuk, bukan. Tetapi karena saat itu aku merasakan betul bagaimana melelahkannya menjadi sekretaris. Entah mengapa aku jadi pribadi yang gampang sekali marah, utamanya soal pekerjaan. Saat itu jujur, aku lelah sekali. Pekerjaan tidak kunjung selesai, ada saja masalahnya. Festival Sastra inilah yang membuatku di kemudian hari selalu menolak tawaran untuk menjadi sekretaris (kecuali Leadership Talk). Tapi aku senang, acara ini sukses, meski banyak kekurangan di sana-sini.

Bulan Bahasa
Acara ini rasanya belum lama, iya tidak sih? Haha. Aku tidak peduli soal waktu, yang pasti aku sangat rindu dengan momen ini, utamanya dengan Divisi Acara. Yah, ketuanya adalah Bening, sosok perempuan hebat yang jujur, aku salut sekali dengan dia sampai saat ini. Kami bersembilan. Bening, Mia, Aku, Pras, Ifan, Kana, Tyas, Ica, dan Gilang. Aku cukup stres kali itu menjadi PJ roadshow, tapi, aku senang sekali karena akhirnya acara berjalan dengan sangat baik dan sukses. Ingat sekali bagaimana kami selalu mengatakan NOL pada anggota yang terlambat datang rapat, pada anggota yang idenya konyol, atau kesalahan kecil lainnya wkwk. Kami menggila saat rapat perancangan konsep, kami tetap ke kampus bahkan saat libur, kami berpusing-pusing ria di grup, dan sebagainya. Momen yang tak terlupakan, sungguh.

Teman-Teman
Baiklah, 50 orang. Akan kumulai dari, Okky. Manusia satu ini jago bermain alat musik apa saja. Aku ingat sekali saat makrab, dia bermain gitar, memainkan instrumen Canon, SANGAT KEREN. Membuatku bertekad harus bisa juga dengan piano, dan akhirnya bisa meski sekarang lupa lagi.
Syahdan. Aktivis sasindo. Namanya masyhur di mana-mana. Sebut saja Syahdan, semua orang akan tahu dia mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Orang yang bertanya padaku jurusan apa, ketika tahu dari Sasindo, biasanya spontan bertanya, temannya Syahdan dong? yups.
Amel. Aku tidak terlalu dekat dengan Amel, tapi yang pasti Amel punya semangat belajar yang tinggi.
Andre, penyair Sastra Indonesia. Kalian jangan pernah mencoba melihatnya membaca puisi, kecuali kalian siap tercengang dan berdecak kagum. Aku tidak lebay. Andre ini juara membaca puisi di mana-mana. Tak hanya pandai membaca puisi, karya puisinya pun, memukau. Ah, sulit menjelaskan Andre sebab terlalu hebat. Semoga sukses selalu, Penyair kita!
ima-andre-diky
Anggi. Manusia kalem, teman baikku sejak semester 1. Aku beberapa kali menumpang di kosnya, sebab sangat dekat degan kampus. Terima kasih sudah selalu mengingatkanku pada kebaikan ya, Nggi!
Anjas. Anjas ini, kalau sudah dengan Fara, Dito dan, Ifan, klop! Fara pemilik tangan ajaib, Dito yang selalu kurepoti dengan filmnya, dan Ifan dengan kemampuan membaca yang sangat keren!
Arin. Perempuan cantik ini selain novelis, juga seorang penari rampoe. Uuh, jangan ditanya kalau sudah menari, Arin keren sekali! Dia sudah pernah tampil di Malaysia dan Taiwan. Bangga dengan kamu, Rin!
Asyam. Manusia dengan kameranya. Jangan ditanya hasil jepretannya, ciamik! Cek IG-nya kalau penasaran yah.
Bening. Manusia ajaib yang perlu dilestarikan. Haha. Bening, yang selalu bisa membuat tertawa dan bahagia, membuatku kagum sebab rasanya ia tidak pernah bad mood. Ah, menyenangkan pokoknya berteman dengan bening!
bening

Biki. Perempuan dengan senyum manisnya*uluuh. Kalau sudah dengan Tami, Rima, dan mama Dhisa, klop! Tami dan Rima satu DPA denganku, Pak Supri adalah manusia luar biasa, kan?
Delia, teman baikku juga di Sasindo. Seseorang dengan semangat belajar yang tinggi. Sekarang sedang berjuang di asrama keren! Semangat, Delia!
Diky. Oh, Diky, yang kuingat soal kamu adalah insiden kakimu yang terjepit di kursi kelas. Wkwk. Sekarang tidak lagi, kan? Haha.
Dina. Dina pendiam sekali, aku sampai bingung bagaimana cara mengajaknya bicara.
Ecak, teman baik Sifa. Sifa, teman baik Ecak. Kalu mereka berdua sudah bicara soal Korea-korea, dunia serasa milik mereka dan opa-opa Korea. Ahahha. Oh ya, Sifa adalah perempuan yang sangat-sangat cantik. Tekstur kulitnya seperti bayi, menggemaskan! wkwk. Entah kenapa menurutku, Sifalah perempuan paling cantik di Sastra Indonesia. Tidak hanya cantik, Sifa juga cerdas dan rajin!
sifa
Pandu. Manusia super cerdas yang entah kenapa sampai sekarang masih bertahan di Sastra Indonesia. Wkwk. Seingatku dulu dia ingin sekali masuk astronomi, tapi, entahlah.
Zia. Perempuan imut-imut yang sangat menggemaskan. Zia adalah pribadi yang juga sangat rajin, salutlah.
Fifin, teman baikku juga di Sasindo. Fifin diberi anugerah oleh Allah tangan ajaib! Kalian harus lihat hasil karyanya, sangat-sangat bagus!
Galang, laki-laki yang entah kenapa sering disamakan dengan Ariel Peterpan. Wkwk. Galang ganteng, hastagnya begitu. Satu hal yang aku kadang kesal dengan Galang adalah, kalau bicara mulutnya rapat, ala chef Juna. Wkwk
Pras. Duh, kalau yang ini jangan ditanya. Unik! Wkwk. Asisten dosen, jangan salah. Pras juga jago main basket. Meski kadang menyebalkan, kelas sepi juga kalau tidak ada dia. Celetukannya sering bikin sebel, meski juga kadang bener! Ckck.
arin-pras-galang
Isti, teman baikku juga. Isti agak pendiam, tapi rajin sekali. Semangat selalu ya, Ti!
Joko. Makhluk yang entah kenapa sejak semester 4 aku jarang sekali bertemu dengannya. Joko cukup sibuk di luar, biasa, orang penting. Haha. Kalau bertemu denganku jangan sombong yah!
Lulu. Makhluk sempurna di Sasindo. Katanya sih, pundaknya jadi sandaran orang-orang, termasuk aku. Aku sering bercerita dengan Lulu, beberapa kali menginap di kosnya saat tidak betah di asrama. Aku heran dengan lulu, dia begitu kuat. Satu hal yang kuingat dari dia adalah, nasihatnya yang tertempel di dinding, berbahagialah tanpa tergantung pada orang lain. Jujur, aku bukan orang yang romantis, tapi sungguh aku sayang sekali pada Lulu.. dia yang tahu bagaimana sakit dan sedihnya aku saat berjuang di asrama.
lulu

Mama Dhisa. Kenapa mama? Karena dia adalah mama bagi anak-anak Sasindo 15. wkwk. Mama ini jago make up loh, setiap acara Sasindo, pasti mama yang terjun di bagian make up, dibantu beberapa teman lainnya.
Kanet. Pribadi yang tegas dan berani. Itu saja yah, aku takut. Wkwk.
Mia. Ya, Mia yang aku kenal pertama kali adalah atlet bulu tangkis, uuuw sangat keren! Mia adalah pribadi yang sangaaaaat baikk. Tidak pernah marah, sangat sabar, dan ngemong.
Nur Fahmia. Wah, kalau ini ga perlu ditanya lagi. Hebatnya bukan main. Duta bahasa, cuy! Kesayangan para dosen, pintar, rajin, duh, aku bangga sekali punya teman seperti dia. Pengalaman kerjanya banyak, relasinya luas! Dulu aku cukup sering diskusi dengan dia, tapi sekarang sudah jarang, hiks. Tetap saling mendoakan ya, Mi!
ima-nur fahmia
Nurma. Perempuan Solo yang cantik, kalem, dan cukup pendiam. Nah, kalau mau tahu seperti apa putri Solo yang benar, lihatlah Nurma. Anggun, kalem, bukan seperti saya yang ga anggun dan ga bisa diem―bukan Solo banget. Haha.
Nurma
Nisa. Perempuan pecinta filsafat. cielah. Kalau udah bicara, berat cuy! Tapi asik, untuk kalian yang suka dengan pemikiran juga tentunya. Ingat pembicaraan kita beberapa waktu lalu, Nis? Pasang tarif! Haha.
Nurul. Teman baikku juga ini. Filolog sejati. Rajin bukan main, membuatku sering malu kalau ditanya sudah mengerjakan tugas atau belum. Oh iya, Nurul juga penari Rampoe, tidak kalah keren dengan Arin. Hei, kita sudah lama sekali tidak bertemu, yah?
nurul
Otung. Nah, ini dia. Kembaran Bening. Otung sama imutnya dengan aku (re: kecil), tapi hebatnya bukan main. Pintar di kelas, berpengaruh di organisasi, dan dekat dengan semua orang. Pribadi yang sangat menyenangkan, tidak labil, tidak mudah marah, idenya brilian, ah, Otung dan Bening duo kerenlah! 
otung
Ndaru. Wah, ini. Sasindo 15 ga akan ada tanpa Ndaru. Ketua angkatan paling bertanggung jawab dan baik sedunia raya. Meski kadang ngeselin, tapi jujur. Kinerjanya sangat bagus, hubungannya dengan anak angkatan juga baik. Salut padamu, Ndaru! Terima kasih sudah selalu ada untuk kami selama ini!
otung-galang-andre-bening-ndaru
Puput. Wah ini. Perempuan tercantik kedua setelah Sifa. wkwk. Puput pintar, meski kadang menyebalkan juga. Oh iya, Puput ini bagus sekali kalau sudah bicara, semacam presentasi misalnya. Dia tidak hanya paham untuk diri sendiri, tetapi juga bisa memahamkan pendengarnya. Semangat skripsi, Put!
Rama. Makhluk yang sepertinya nyasar juga di sastra, sebab kemampuan IT-nya uh, canggih! Tidak papa, Ram. Kalau tidak di Sastra, tidak bertemu denganku, kan? Haha.
Ima. Makhluk manis yang kuliah di dua tempat sekaligus. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sibuknya. Semangat, Ima!
Rini. Ah, Rini ini juga cantik sekali. Sayang aku jarang bicara dengan dia. Harap maklum ya, anak angkatanku yang perempuan memang cantik-cantik! Wkwk.
Siti Fatonah, biasa dipanggil Sifat. Perempuan pejuang yang aku salut sekali dengan dia. Semangat belajarnya, semangat kuliahnya, semangat bisnisnya, membuatku kagum. Semangat ya, Sifat. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu..
Tamara. Wah kalau ini, istri idaman. Pintar, cantik, dewasa, jago desain, solihah, masya Allah dah. Tam, kamu kurangnya apa sih? ckck. Semoga Allah kuatkan dan lancarkan urusan kebaikanmu selalu ya, Tam!
Tiara, out of the box. Ide-idenya kreatif! Teman satu KKN-ku. Terima kasih ya, Tir, sudah menemaniku, meski pondokan kita kelewat jauh, jadi jarang bertemu. Haha.
tiara
Vonny. Filolog sejati juga ini. Semangat skrpsi, ya!
Wahyu, teman baik Wisnu. Wisnu, teman baik Wahyu, dan aku tidak pernah melihat mereka lagi sekarang. Apa kabar, hei?
Yoas. Ketua KMSI. Sutradara hebat! Aku angkat tangan deh kalau dengan Yoas. Keren!
Yuni, miss Klaten. Aku tidak tahu kenapa sebutannya begitu, yang jelas Yuni adalah perempuan yang lucu dan menyenangkan! Sekarang sedang berjuang mencari data di Jakarta, doakan yah!
Huuuft, banyak juga anak Sasindo 15 yah. Haha. Minus satu sebetulnya, Pita, primadona kami, yang sekarang melanjutkan di IPDN. Pita sangat cantik, percayalah. Ditambah dengan kemahirannya bermain biola, ah, aku yang perempuan saja kagum!
ciwi-ciwi
Oke, mungkin itu kenanganku di Sastra Indonesia. Satu hal, aku sangat bersyukur karena akhirnya berkuliah di sini. Meski awalnya aku tidak terima, tetapi di kemudian hari aku tahu, dari tempat inilah aku belajar banyak hal. Aku selalu berhasil tertawa saat bertemu dengan anak Sasindo, sekesal atau semenyakitkan apapun kehidupanku di asrama. Aku selalu bisa menjadi diriku sendiri di tempat ini. Aku kadang menyesal, sebab seringkali tak bisa ikut agenda dengan mereka, maafkan aku ya. Tapi percayalah, aku selalu menyertai dengan doa. Aku bisa tersenyum, tertawa, dan menjadi Kak Ros yang aneh dan cerewet bersama mereka. Aku tidak perlu menggunakan embel-embel mapres, penulis―anak RK apalagi, atau segala titel itu, untuk bisa bercengkrama dengan mereka. Aku cukup membawa pribadi muslim. Aku bicara dan diskusi banyak soal sastra, bahasa, dan banyak hal yang tidak bisa kutemukan di tempat lain.
Semua berawal di sini, pun pemikiranku soal menjadi agen muslim yang terbaik. Terima kasih telah mengajariku banyak hal, Sastra Indonesia. Allah memang tidak pernah salah, Dia adalah sebaik-baik penulis skenario kehidupan bagi hamba-Nya.
foto ala-ala
Lalu pertanyaannya, bagaimana kenangan kalian di Sastra Indonesia, dan bagaimana penilaian kalian tentang aku? Tulis di komentar boleh loh. Khusus Sasindo UGM 15, yah!

Comments

  1. Yuni, miss Klaten. Sejak matkul keterampilan wicara. Disuruh meragain sesuatu di depan kelas. Dia jadi pemenang miss Klaten. Yang aku ingat begitu.

    Kak Ros, kamu inspirator. Siapa bilang kamu ga rajin? Kalau malas, aku ga akan nanya kamu wkwk. Kak Ros pintar memuji deh ah, jadi enak kan hehe
    Kak Ros... Inget banget aku buka filemu yang berisi "projek buku" wuihh mantap, ada banyak! Tetap produktif ya ;)

    ReplyDelete
  2. Kak rossssss yang always aku kangenin :(

    ReplyDelete
  3. Sebenernya aku menetap di sasindo memang untukmu, Ros :)

    ReplyDelete
  4. kak rosss :((

    kak ros temennya mbak sally. Selalu serius kalo lagi nugas, tapi cair begitu kata "nol" diucapkan (padahal aku awalnya tau "nol" dari Ndaru wkwkwk aku jahat ya kak :(( ))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Catatan Rumah Kepemimpinan 15: Menjadi Pasangan Strategis, Kenapa Tidak?

Kenangan Ramadhan 1 : Tidak Jadi ke Solo, Ini Gantinya!

Kisah Inspiratif Spesial Ramadhan : Keajaiban Istighfar