Catatan Rumah Kepemimpinan 12 : Dua Saudara Kami Sudah Selangkah Lebih Dekat Menuju Surga


[Rumah Kepemimpinan sedang Berduka]
Semoga kepergianmu syahid.
Semoga perjuanganmu menjadi refleksi kami untuk terus bangkit.
Dua hari yang lalu, Rumah Kepemimpinan kembali berduka. Salah seorang saudara kami pergi mendahului kami, selangkah lebih dekat menuju surga. Hastag yang kami gaung-ganungkan setiap hari, yakni Saudara Sampai Surga, seakan benar-benar tampak nyata bahkan sebelum kami benar-benar pergi seluruhnya. Perjuangan saudara-saudara kami tidak pernah putus, sampai Allah memanggil kami kembali.
Sebelumnya, saudara kami juga sudah ada yang pergi. Membuatku merasa begitu sedih dan merasa bersalah karena belum bisa memberikan bantuan yang pantas. Kedua saudara kami pergi karena sakit. Yang satu memang sudah sakit sejak agak lama, dan yang satu sakit karena kecelakaan. Ketika mendengar kabar tentang mereka, entah kenapa hatiku sakit. Kami semua tahu, memutuskan untuk berada di Rumah Kepemimpinan bukanlah suatu yang mudah. Kami berjuang dari hal-hal yang paling sederhana seperti mengalahkan rasa lelah sampai hal yang cukup besar seperti membangun daerah. Dengan fisik yang sehat dan kuatpun terkadang kami masih suka mengeluh ini itu. Bagaimana dengan saudara kami yang sakit?
Dua saudara kami sudah membuktikan perjuangannya, sampai selangkah lebih dekat menuju surga. Kami yakin tempat kembalinya akan baik karena ia pergi saat berjuang mencari ilmu di jalan Allah. Aku sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya, tapi kalau ditanya apakah aku bersedia pergi saat sedang berjuang di jalan Allah, maka jawabannya adalah iya.
Lantas aku merenung. Betapa banyak kejadian tak terduga yang dialami Rumah Kepemimpinan dalam waktu dekat ini. Baru lima bulan pertama, aku merasa banyak kejadian besar yang sedikit banyak mengusik pikiranku, lantas menimbulkan pertanyaan, mengapa?
Kemudian, aku teringat mengenai tulisan pertamaku tentang filosofi angka 8. Hubungannya dengan naga dan infinity, membuatku seakan-akan melihat bahwa semua itu sedikit demi sedikit terbukti. Aku percaya soal tidak ada istilah kebetulan. Jadi, bila memang semua kejadian besar yang datangnya beruntut ini harus terjadi di angkatan 8, maka itu memang skenario terbaik dari Allah yang sungguh sebelumnya kita tidak pernah tau. Ketika aku bertanya pada supervisorku pun, angkatan sebelumnya belum pernah ada yang pergi lebih dulu ke sisi Allah pada saat pembinaan. Tapi angkatan 8? Bahkan atas izin Allah sudah ada dua saudara kami yang pergi melangkah setapak lebih dekat menuju surga.
Teringat pula catatan Rumah Kepemimpinan yang ke-10. Bagaimana ceritanya sampai harus angkatan 8 yang mengalaminya? Sungguh skenario kehidupan dari Allah untuk hambanya tidak pernah salah. Ujian yang datang silih berganti membuat kami semakin yakin, bahwa angkatan kami cukup berbeda. Akan ada hikmah dan pelajaran yang jauh lebih besar dibalik ujian kami, jika dibandingkan dengan ujian yang datang pada angkatan-angkatan sebelumnya. Entah bagaimana nanti selanjutnya, kami sungguh yakin bahwa semua ini tidak pernah datang tanpa arti. Tugas kami sekarang tinggal meyakini, kemudian menguatkan diri dan saudara-saudara kami satu sama lain. Kelak kami semua juga akan kembali ke sisi Allah satu persatu, untuk kemudian kembali berkumpul bersama-sama di surga.
Rumah Kepemimpinan, kami saudara sampai surga.

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Allah Memberi Jawaban

Ketika Teknik dan Sastra Bersatu