Posts

Showing posts from December, 2016

Catatan Rumah Kepemimpinan 10 : Selamat Tinggal, Rumah Kepemimpinan

Image
Masih teringat betul kata-kata yang dilontarkan Bang Bachtiar selaku Direktur Rumah Kepemimpinan pada saat NLC (National Leadership Camp) empat bulan lalu, “Kita adalah pemimpin. Jalan pemimpin tidaklah sama. Jalan kita dipenuhi dengan penderitaan, ditempa berbagai cobaan, dihalang bermacam rintangan.” Itulah yang saat ini terjadi pada kami. Seperti badai yang hendak merobohkan pepohonan, ujian yang datang bagi Rumah Kepemimpinan sedikit banyak menggoyahkan kekuatan hati-hati kami. Tangis dan air mata yang sebelumnya sudah banyak jautuh, kini lebih menjadi-jadi. Tapi doa-doa kami tak pernah putus, dengan keyakinan bahwa akan ada keajaiban besar setelah ini. Rumah Kepemimpinan mengalami krisis. Ceritanya panjang. Keadaan ini kemudian membuat Rumah Kepemimpinan tidak dapat memberikan uang saku beberapa periode yang merupakan seperempat dari total keseluruhan beasiswa yang mestinya didapatkan setiap peserta setiap bulannya. Karena hal itu pun, peserta dipersilakan untuk memilih, ak...

Catatan Rumah Kepemimpinan 12 : Dua Saudara Kami Sudah Selangkah Lebih Dekat Menuju Surga

Image
[Rumah Kepemimpinan sedang Berduka] Semoga kepergianmu syahid. Semoga perjuanganmu menjadi refleksi kami untuk terus bangkit. Dua hari yang lalu, Rumah Kepemimpinan kembali berduka. Salah seorang saudara kami pergi mendahului kami, selangkah lebih dekat menuju surga. Hastag yang kami gaung-ganungkan setiap hari, yakni Saudara Sampai Surga, seakan benar-benar tampak nyata bahkan sebelum kami benar-benar pergi seluruhnya. Perjuangan saudara-saudara kami tidak pernah putus, sampai Allah memanggil kami kembali. Sebelumnya, saudara kami juga sudah ada yang pergi. Membuatku merasa begitu sedih dan merasa bersalah karena belum bisa memberikan bantuan yang pantas. Kedua saudara kami pergi karena sakit. Yang satu memang sudah sakit sejak agak lama, dan yang satu sakit karena kecelakaan. Ketika mendengar kabar tentang mereka, entah kenapa hatiku sakit. Kami semua tahu, memutuskan untuk berada di Rumah Kepemimpinan bukanlah suatu yang mudah. Kami berjuang dari hal-hal yang paling sed...

Catatan Rumah Kepemimpinan 11 : Saya Sih Alphard, Kamu?

Image
Selamat siang, Pembaca. Luar biasa sekali ternyata hikmah di balik tidak liburnya Rumah Kepemimpinan, aku bisa jadi lebih produktif menulis. Haha. Terima kasih RK! Siang ini aku menyempatkan diri untuk pergi ke temapt favortiku untuk menulis. Mana lagi kalau bukan Cokelat Klasik. Sebetulnya alasannya sederhana saja sih. Aku suka sekali minuman coklat dan di sini harganya murah. Hahaha. Tempatnya juga lumayan oke. Setidaknya aku bisa menyelesaikan banyak tugas dan beberapa tulisan serta melahap sekian buku kalau sudah duduk di tempat ini. Dan kali ini, aku sedang bersemangat sekali untuk menulis tentang apa yang baru saja tadi malam kudapatkan di Rumah Kepemimpinan. Awalnya, nama kegiatannya adalah basic skill : desain. Sepintas membayangkan, pasti belajar mengenai aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat desain, bagaimana menggunakan tools-tools nya, dan sebagainya. Tapi, lagi-lagi Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Pembicara yang hadir tadi malam adalah Mas ...

Hati-hati yang Tulus

Image
10 Desember 2016 Dari kiri : Ali Bahri, Zainal, dan pemuda pemudi dusun Kiyaran Selamat siang, Pembaca. Ini adalah tulisan yang mestinya sudah kutulis sejak malam itu, tapi baru sempat kutulis sekarang. Jadi, anggap saja kalian sedang membaca cerita ini pada malam itu ya. Wkwk Terima kasih, Allah. Terima kasih untuk malam yang cerah ini. Terima kasih untuk hati-hati tulus yang belum bisa kupahami sampai sekarang bagaimana bisa sebaik itu. Tidak banyak yang terjadi hari ini. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu kutuliskan, agar nanti ketika aku sudah mulai lupa dimakan usia, atau bahkan belum sampai masanya aku sudah tiada, orang-orang di sekelilingku akan tahu, pernah ada hari yang tulus mencatat rangkaian peristiwa penuh makna. Sebuah pencapaian baru. Aku berani menyetir motor sendiri sampai ke Dusun Kiyaran. Mungkin bagi orang lain, ini memalukan. Tapi bagiku, ini sebuah pencapaian baru. Karena sebelum-sebelumnya aku selalu nebeng—entah kenapa belum ada keberanian. ...

Catatan rumah Kepemimpinan 9 : IYLF (Inspiring Youth Leadership Forum)

Puji syukur ke hadirat Allah, Sabtu, 26 November 2016 peserta Rumah Kepemimpinan regional 3 Yogyakarta kembali diizinkan untuk bertemu dengan saudara-saudara kami peserta Rumah Kepemimpinan regional 4 Surabaya dan regional 7 Makassar dalam acara Inspiring Youth Leadership Forum (IYLF). Luar biasa sekali akhirnya acara ini dapat terselenggara mengingat perjuangan kakak panitia angkatan 7 yang pontang-panting sana-sini mencara biaya demi keberlangsungan acara ini. IYLF kali ini diadakan di desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan. Desa ini merupakan desa mertua manager Rumah Kepemimpinan regional 3 Yogyakarta, Bapak Chandra Nur Triwiyanto. Desa ini juga sekaligus menjadi desa binaan untuk Leadership Project Rumah Kepemimpinan regional 3 Yogyakarta angkatan 8. Tepat pukul 08.30, acara dimulai. Meski tidak semewah NLC, IYLF sedikit banyak mengingatkan kami pada NLC. Bedanya, peserta IYLF kali ini hanya RK 3, RK 4, dan RK 7. Akan tetapi, karena biaya perjalanan dari Makassar sampai Jog...

Ketika Teknik dan Sastra Bersatu

Image
Selamat pagi, Pembaca! Hffft, akhirnya setelah sekian lama tidak menulis, di minggu yang rancu antara tenang atau tegang ini aku menyempatkan diri untuk menulis cerita-cerita yang belum sempat kutulis. Aku pernah menjanjikan sebuah cerita romantis antara sepasang insan yang baru saja menikah. Aku lupa, sepertinya sudah berjalan hampir satu bulan. Kisah romantis antara sarjana teknik dan sarjana sastra. Sebenarnya aku tidak akan menceritakan mengenai mereka berdua sih. Ya secara aku sebetulnya tidak tahu detail cerita pertemuan mereka hingga duduk di kursi pelaminan itu seperti apa. Aku hanya akan menyampaikan nasihat yang disampaikan oleh seorang ustad pada malam akad pernikahan mereka. Satu hal sederhana yang kuingat saat itu adalah pertanyaan ustad tersebut mengenai kriteria pasangan. “Kamu ingin pasangan yang seperti apa? Cantik? Pinter? Pinter masak? Pinter ngurus anak? Kaya? Solehah? Atau mau semuanya?” Kemudian mulailah satu persatu kisah mengenai memilih pasangan dicerit...