Kali ini, Malming Tidak Sendiri~
Dari kiri : Bang Chandra, Pak Yoyok, Rosyda, Mba Devi |
Selamat
pagi, Pembaca :D
Luar biasa
di minggu pagi yang cerah ini aku sudah sembuh dari segala rasa sakit yang
membuatku beberapa hari ini tampak begitu loyo. Penasaran apa obatnya? Yuk
simak cerita kali ini :D
Sabtu pagi
setelah taekwondo, aku segera mencuci baju kemudian membereskan kamar. Waktuku
tidak banyak. Setelah melakukan berbagai macam pekerjaan rumah, aku segera
sarapan dan berangkat ke rumah Ustadzah Husna untuk menyetorkan hafalan. Bukan
menyetorkan sebenarnya. Muroja’ah.
Beberapa hari ini entah kenapa aku banyak tersakiti sehingga membuatku susah fokus.
Jadilah aku hanya bisa muroja’ah
saja, tidak menambah hafalan.
Selesai
muroja’ah, aku segera kembali ke asrama dan istirahat sebentar. Selepas dhuhur,
aku harus keluar lagi karena sudah berjanji untuk menyelesaikan rancangan
program kerja organisasi dan mencicil beberapa tugas. Hingga sore hari, aku
memutuskan untuk menengok kampus sebentar, kemudian pulang. Menjelang maghrib,
aku segera membersihkan diri, dan bersiap untuk keluar lagi. Jadwal untuk
bertemu dengan Pak Yoyok (pemilik Waroeng Spesial Sambal) dimajukan malam itu. Rencana awalnya adalah malam ini,
tetapi kemudian dimajukan. Alhamdulillah ya. Akhirnya malam mingguan tidak sendiri. Wkwk
Ada
kejadian nyasar lagi malam itu. Kalau bisa mendapat penghargaan, mungkin aku akan
dapat penghargaan ternyasar ^^’ Karena entah kenapa, setiap menuju tempat baru
aku selalu nyasar meski sudah memanfaatkan google
map. Tapi, tak apalah. Sesekali malam
minggu menghirup udara malam jalanan kota Jogja yang ramai lebih lama.
Sesampainya di lokasi, aku sedikit terheran-heran. Betul inikah tempatnya? Sepi
sekali, membuatku sedikit merasa horor. Wkwk
Begitu
masuk, aku sedikit malu karena rupanya Bang Chandra, Mba Devi, Pak Yoyok, dan
Pak Wid sudah hadir. Ah, Rosyda sih pake acara kesasar dulu. Tak apalah. Segera
setalah aku sampai, aku dipersilakan untuk makan malam terlebih dahulu. Makan
malamnya lezat sekali, Alhamdulillah. Terima kasih, Pak Yoyok :D
Setelah
makan, aku segera mencuci tangan dan bersiap untuk melakukan diskusi. Nah,
inilah obatnya.
Diawali
dengan pembahasan mengenai bentuk kerja sama pembuatan buku yang akan dilakukan
antara RK dan SS, Pak Yoyok sedikit demi sedikit bercerita tentang kehidupan. Banyak
sekali yang beliau ceritakan. Tapi, yang paling menjadi obat bagiku saat itu
adalah cerita mengenai Nabi Musa. Pak Yoyok mendapatkan cerita ini dari orang
lain juga sebetulnya. Kemudian beliau menceritakannya kepada kami.
Cerita Nabi
Musa saat dikejar pasukan Fir’aun kalian pasti ingat. Lantas apa yang
diperintahkan Allah kepada Nabi Musa? Yap. Benar sekali. Allah memerintahkan
Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut, hingga kemudian laut itu
terbelah. Kalau dipikir-pikir, mengapa tidak Allah saja yang langsung membelahkan
lautan tersebut untuk Nabi Musa? Lebih mudah bukan? Tapi mengapa Nabi Musa masih
diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya? Ini pertanyaan pertama.
Pertanyaan
kedua, mengapa harus dengan tongkat? Mengapa Allah tidak memerintahkan untuk
melemparkan batu, atau pasir, atau yang lain? Bisa jadi bukan? Tapi mengapa
justru dengan tongkat yang ada di genggaman Nabi Musa?
Jawabannya
adalah, karena segala sesuatu itu perlu adanya usaha. Bahkan seorang nabi pun,
tidak bisa meminta kepada Allah lalu seketika “bluk” terjadi. Nabi Musa pun perlu untuk memukulkan tongkatnya
sebagai bentuk dari sebuah usaha. Lantas, mengapa dengan tongkat? Karena itu
adalah yang terdekat dengan Nabi Musa. Apa yang terdapat dalam genggaman Nabi Musa
saat itu adalah tongkat. Sehingga kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa untuk
memukulkan tongkatnya untuk membelah laut. Lalu, apa yang bisa diambil
dari cerita ini?
Tentu, berusalah
semaksimal mungkin dengan memanfaatkan apa yang paling dekat dengan diri kita.
Ketika Pak Yoyok ditanya, bisnis apa yang paling menguntungkan, beliau menjawab
bukan dengan teori ekonomi dan semacamnya. Beliau berkata, “Ya saya ambil yang paling dekat
dengan saya. Karena saya hobi masak, suka masak, maka saya buka warung.”
Setiap orang memiliki jalannya sendiri, bukan? Tinggal bagaimana kemudian memaksimalkan
usaha dengan cara atau hal yang paling dekat dengan diri kita.
Aku
menghela nafas, terharu. Terima kasih, Pak Yoyok..
Banyak pelajaran yang kudapatkan dari beliau. Diantaranya,
meski SS sudah memiliki lebih dari 70 cabang dan 3500 karyawan, Pak Yoyok selaku pimpinan tertinggi tidak
kemudian serta merta santai dan asik jalan-jalan. Beliau masih ngantor, masak,
menguji rasa masakan, memindahkan pot, mencari ikan, bahkan kulakan bahan-bahan makanan. Sehingga,
tidak heran ketika beliau lebih mudah ditemui di malam hari karena siang hari
beliau begitu padat.
Tak hanya
itu, Pak Yoyok adalah sosok yang senantiasa merasa cukup. Beberapa kasus yang
menurut pakar ekonomi adalah sebuah kerugian, Pak Yoyok tidak menganggapnya
demikian. Sehingga ketika ditanya apakah SS pernah jatuh, beliau mengatakan
tidak. Karena bagi beliau, selama kurun waktu 15 tahun ini, SS tidak pernah
merasa jatuh, bahkan beliau menemukan adanya keindahan pada angka minus. Pak Yoyok mempunyai prinsip,
bahwa angka-angka yang terlihat itu
bukanlah yang sebenarnya. Justru angka-angka yang sebenarnya adalah angka-angka
yang tak terlihat, dan angka-angka itulah yang tak ternilai harganya.
Seperti loyalitas tim, kekeluargaan, keberkahan, kebahagiaan, dan sebagainya. “Ini
adalah tentang kecerdasan batin menjaring nilai-nilai tak ternilai” Ungkap
beliau.
Sebagai
penutup, beliau memberikan analogi dari sebuah keberkahan. Ketika katakanlah
ada si A dan si B yang sama-sama mendapatkan gaji 5 juta. Ketika si A dengan 5 jutanya merasa lebih bahagia, lebih bermanfaat,
dan lebih memberikan keindahan, di situlah letak berkahnya. Bukan seperti si
B yang ketika dengan 5 jutanya itu ia justru terus merasa kurang dan
berfikirnya adalah bagaimana cara untuk terus bisa mendapat uang yang lebih dan
lebih lagi.
Terima
kasih, Pak Yoyok. Apa yang saya tuliskan di sini tidak ada apa-apanya dengan apa
yang saya rasakan tadi malam. Begitu luar biasa, menyembuhkan hati saya yang
sempat sakit.
Nantikan buku perjalanan kehidupan SS ya. Doakan proses pembuatan buku ini lancar dan berkah :D
waaaah :")
ReplyDeletekenapa mba? hehe
Delete