Kisah Inspiratif 12 (The Power of Kanker)

03 November 2015

Selamat malam :D
Karena seringnya aku menulis adalah pada malam hari, maka sapaanku pun seringnya selamat malam. Hehe. Nah, seharusnya cerita ini ku tulis dua hari yang lalu. Tapi berhubung sudah begitu lelah, barulah kutulis malam ini :D

Kanker? Ya, di kalangan anak muda, kanker bisa merupakan singkatan dari kantong kering. Kanker atau kantong kering adalah istilah ketika tidak memiliki uang, atau uang di kantong maupun dompet hanyatinggal beberapa ribu saja. Nah, ini jugalah yang terjadi padaku tempo hari. Jadi ceritanya, aku harus kembali ke kampus perjuangan hari Ahad itu juga. Biasanya saat pulkam, aku akan kembali ke kampus perjuangan di hari Senin karena mata kuliah di hari Senin hanya satu dan itu pukul satu siang. Jadi, tidak masalah ketika aku baru pulang dari Solo pukul sembilan atau sepuluh pagi. Tapi, beberapa hari sebelum ini-aku lupa tepatnya hari apa-dosen mata kuliah hari senin ku mengganti jadwalnya menjadi pukul sembilan pagi. Ya, mau tidak mau kalau begitu aku harus pulang hari Ahad kan? Bisa saja sebenarnya hari Senin, mengambil jadwal kereta yang paling pagi. Tapi entah kenapa, tetap saja nanti akan terburu-buru dan aku tidak suka itu. Akhirnya, kuputuskan untuk pulang hari Ahad siang.

Kalian tahu bagaimana keadaan stasiun Solo Balapan? Sungguh jauh dari dugaanku. Kupikir kalau siang hari, orang akan sangat malas pergi ke stasiun karena panas. Biasanya kebanyakan orang lebih memilih sore hari.  Jadi ya, kupikir akan sepi dan aku bisa mendapat tiket kereta siang itu juga. Tapi ternyata, luar biasa. Aku sampai melongo heran melihat antrean yang begitu panjangnya sampai keluar dari lobi. Akhirnya ya, mau tidak mau aku ikut mengantre bersama puluhan orang tersebut.
Sampai di depan loket, aku bingung. Tiket yang ada dalam waktu dekat hanya ada dua. Madiun Jaya yang berangkat pukul 15.00 dengan harga 15.000 dan prameks yang berangkat pukul 17.00 dengan harga 8000 rupiah. Yah, sudah kukatakan kan diawal bagaimana keadaan kantongku.  Jadilah aku memilih membeli tiket prameks dengan harga mahasiswa, meskipun harus 2 jam menunggu kedatangan kereta tersebut. Yah, aku sedih sebetulnya karena aku tidak melakukan apapun selama menunggu tersebut. Aku hanya sholat, lalu duduk lesehan tidak jelas menunggu kereta. Aku sangat benci sekali sebetulnya keadaan seperti ini. Tapi mungkin karena lelah, pada akhirnya aku tertidur. Jangan heran, Rosyda adalah tipe manusia yang bisa tidur dimana saja. Bahkan sambil berdiri atau berjalanpun aku bisa tertidur. Hehehee…
Oke, perihal menunggu skip sajalah. Tidak ada yang penting untuk diceritakan. Di kereta pun tak ada hal yang menarik seperti kejadian dua minggu yang lalu.

Oke. Kali ini aku memutuskan untuk turun di stasiun Lempuyangan. Biasanya aku turun di stasiun Tugu. Tapi, berhubung kata temanku lebih dekat kalau turun di stasiun Lempuyangan, maka aku memutuskan untuk turun di sana. Kalau naik ojek, juga katanya lebih murah. Nah, aku lupa. Aku lupa untuk mengambil uang di atm tadi. Saat mengecek dompet, ternyata hanya tersisa delapan belas ribu rupiah. Yah,tak apalah. Kalau ojek sepuluh ribu, delapan ribu juga masih cukup untuk makan malam. Akhirnya begitu keluar, aku langsung menghampiri salah satu tukang ojek yang kebetulan sudah koar-koar menawarkan tumpangan. Saat kutanya “Berapa pak ke asrama Sagan?”
“20 dek”
“Wiiih. Ga salah tuh, Pak? Itu mah kalo dari stasiun Tugu.”
Akhirnya tanpa basa-basi aku meninggalkan tukang ojek tersebut. Beralih ke tukang ojek yang lain, aku bertanya lagi “Pak, sagan berapa pak? Asrama.”
“Lima belas dek.”
“Wah, mahal amat pak. Uang saya tinggal sepuluh nih, sepuluh ya pak.”
“wah, ga bisa dek. Semua ojek juga rata-rata segitu. Kalo sepuluh cuma sampe galeria aja.”
Hmmh, yah, karena lelah, aku memutuskan untuk keluar stasiun dan tak bertanya lagi. Tiba-tiba aku ingat perkataan salah satu temanku. “Rosy, kalo dari Sagan, stasiun Lempuyangan deket kok.” Wah, akhirnya aku penasaran nih. Jangan-jangan beneran deket. Akhirnya tanpa pikir panjang-the power of kanker-aku berjalan. Awalnya aku ragu, keluar stasiun belok kanan atau kiri ya? Tapi entah kenapa aku membelokkan kakiku ke arah kiri. Awalnya aku juga masih galau beneran mau jalan ato engga. Ya secara, aku beneran belum tau jalannya dan itu udah petang. Tapi, serius deh. Kalo lima belas ribu buat naik ojek, nanti cuma sisa tiga ribu. Mana cukup buat makan. Akhirnya, aku terus berjalan. Sampai agak jauh, aku baru ingat. Oh iya, kenapa ga buka google map aja? Akhirnya aku membuka google map daaaaan… ternyata memang dekat! Wuhuuy. Hahaha. Aku jadi berfikir. Hm, lumayan dong kalo aku jalan, delapan belas ribunya malah gajadi kepake. Hehehhe. Oh ya dan beruntungnya, jalan yang aku pilih sudah benar. Untung tadi tidak belok kanan. Alhamdulillah :D

Hm, jadilah aku menikmati suasana jogja malam hari. Lumayan menambah sedikit pengetahuanku-sedikit lho yaa. Di tengah-tengah perjalanan, aku tertegun. Wah, jauh juga ya rupanya. Malam hari pula. The power of kanker emang ini. Bayangin aja kalo misal aku ada uang lima puluh ribu. Pasti tidak mungkin sekarang aku jalan kaki sejauh ini. Sambil masih melihat google map, aku terus berjalan, sembari tak henti-hentinya melihat sekitar.

Yah, mungkin memang tidak banyak sih yang kutemui selama dalam perjalanan. Tapi setidaknya aku jadi tahu jalan menuju stasiun Lempuyangan kalau dari asramaku. Sampai akhirnya aku tiba di asrama dan, oh ya sebelumnya aku mampir membeli makan di warung makan samping asramaku. Untung masih ada. Setelah itu aku segera naik dan masuk kamar.

Fiuh, lelah juga ya. Hehe. Kalau dihitung, kira-kira perjalananku tadi memakan waktu tiga puluh menit. Tak apalah, semoga semakin menyehatkan. Haha. Setelah membereskan diri, sebetulnya aku ingin menulis. Tapi karena sudah terlalu lelah, aku langsung merebahkan diri ke kasur. Sebelum tidur,aku menatap langit-langit, mengingat kejadian barusan lalu tersenyum. Ada saja ya, cara Allah membuat cerita dalam hidupku. Kalau kejadian tadi tidak ada, tulisan inipun pastinya tidak akan muncul. Ya, bagiku itu adalah hal yang luar biasa sekali. Karena kemudian melahirkan istilah the power of kanker. Hehehe…

Yaa, segitu saja deh. Sebenarnya intinya cuma aku ga punya uang buat naik ojek dan akhirnya jalan kaki. Gitu aja. Tapi kenapa jadi panjang banget ya? Ya, kenekatan yang lahir dari kanker inilah yang sebenarnya ingin aku sampaikan. Terkadang, tidak memiliki sesuatu membuat kita justru menemukan hal-hal baru :D

So, keep positive thinking, guys !

Salam #MudaMenginspirasi !

Comments

Popular posts from this blog

Ketika Allah Memberi Jawaban

Ketika Teknik dan Sastra Bersatu