Malaikat Senjaku
Hai
malaikat senja, apa kabar?
aku
tidak tahu apakah surat ini akan sampai padamu atau tidak, akan terbang di
udara bersama burung atau mengalir bersama aliran sungai, atau bahkan hilang ditelan
bumi.
aku
di sini, memendam rasa untukmu, mengagumi dan memujimu dalam diam.
setiap
mendengar suaramu menjadi imam di masjid saat senja, aku seakan sedang mencium
wangi bunga, yang membuatku memejamkan mata dan tersenyum penuh ketenangan.
aku
baru pernah melihatmu sekali, dulu, dan itupun tanpa sengaja, dan saat itu
kukira aku sedang melihat malaikat.
aku
tidak pernah mengira akan jatuh cinta padamu. Karena mengenalmu pun, bahkan tak
kusangka. kamu yang berada satu jenjang di bawahku, kamu yang dulu bahkan
wajahnya pun aku tak tahu.
entah
sejak kapan perasaan itu ada, tetapi saat itu,
aku
merasa begitu bahagia mendengar suaramu, bahkan aku bisa mendengar suaramu dari
jarak yang jauh.
aku
begitu terkejut saat kamu menyukai status dan fotoku di jejaring sosial, dan
itu membuatku tampak seperti orang gila di pagi hari.
aku
begitu sensitif dengan segala kabar tentangmu, dan rasa khawatirku muncul berlebihan
saat aku mendengar kamu sakit, dan,
saat
memikirkanmu, semua laki-laki yang ada di hadapanku, tampak seperti kamu.
tapi
aku sudah berjanji, untuk hanya mencintaimu dalam diam, untuk tidak membebanimu
dengan perasaanku.
agar
hanya Tuhan yang tahu,
kalau
setiap saat aku berdoa,
semoga
kamulah imam kehidupanku di masa yang akan datang.
Comments
Post a Comment