KKN Lyfe: Purnama Kedelapan
KKN-PPM UGM Desa Sukasari |
Selamat sore, Pembaca. Semoga akhir pekan kalian baik dan menyenangkan, ya! Kali ini,
aku akan menceritakan pengalaman KKNku yang mmm… HAHA. Entahlah, kalau diingat,
rasanya aku tidak ingin berhenti tertawa. Lucu? Bukan. Bahagia. Ada sih
sedihnya, sedikit tapi. Sebab, kebahagiaan itu pilihan, bukan?
Baiklah,
akan kumulai dengan memperkenalkan teman KKN dulu, satu persatu. Pertama,
Ulfah. Yah, kalian semua sudah tentu tahu, dia adalah bagian dari keluarga
icik. Dua, Annisa. Dia juga bagian dari keluarga icik. Tiga, Abror, kormanit
kami, mahasiswa Teknik Fisika 2015. Empat, Afi. Kormater klaster geotek yang
hmmm luar biasa perjuangannya. Lima, Rakha. Kormater klaster Agro yang uuuw
polos sekali masya Allah, sampai bikin gregetan. Wkwk. Enam, Ivan. Kormater klaster
medika yang sangat baik. Tujuh, Pambudi. Kormasit pondokan Pahing yang aku
sampai tidak paham kenapa ada orang sebaik dan semenyenangkan dia. Delapan,
Sandi. Kormasit pondokan Kliwon yang lucu kuadrat, punya hastag yang melekat di
hati semua orang sampai sekarang, yakni #pon… #pon… dengan nada khasnya. Sembilan,
Adit. Kormasit pondokan Pon, atau yah, pondokanku sendiri. Adit adalah manusia
paling rajin mandi dan bersih-bersih. Terima kasih ya, Dit. Sudah membuat rumah
menjadi kinclong setiap hari. Sepuluh, Yugi. Kormasit pondokan manis yang mmm,
aku yakin akan sangat diingat oleh semua anak kecil di sana, sebab punya
panggilan khusus, yakni kakak bulu-bulu. Ahahaha. Sebelas, Pandu. Kormasit pondokan
Wage. Kalau setiap kali Pandu datang ke pondokanku untuk numpang kamar mandi
dikenai biaya, sepertinya Pon bisa kaya. Haha. Kormanit sudah, kormater sudah,
kormasit sudah. Kalian bertanya kenapa tidak ada kormater soshum? Ya, kormater
soshum adalah aku sendiri, manusia yang galak, aneh, suka marah-marah, dan
punya selera humor yang sangat rendah. Tidak lucu saja aku sering tertawa. Hmm.
Lanjut. Klaster geotek. Ada Rena, yang sangat totalitas dalam bekerja. Ada Idha, yang sangat rajin membuat segala macam laporan. Ada Qoqoh, yang suka tiba-tiba tertawa sendiri sambil menatap layar hp. Ada Mai, teman tidurku yang sangat sangat mirip dengan teman asramaku dulu, Ema. Ada Hanifah yang usaha untuk belajar menyetir motornya luar biasa. Ada Citra yang entah kenapa sejak awal aku nge-fans dia karena tidak hanya cantik banget tapi juga sabar dan selalu biasa diandalkan. Ada Agung yang entah kenapa dia suka bercanda tapi kadang mengesalkan juga. Haha.
Lalu,
klaster Agro. Ada Amri, manusia super narsis, punya sebutan sendiri juga di
kalangan anak kecil di sana, yakni kakak ganteng. Fans beratnya adalah Elsa,
anak kecil yang entah kenapa cantik sekali―benar-benar seperti Elsa. Amri rajin
ke masjid, Amri rajin mengaji, dan satu lagi. Amri rajin kuadrat bermain game
dan mlipir tidur di Pon. Kemudian,
ada Fiesha. Satu-satunya perempuan di klaster Agro. Bagaimana rasanya punya 3
pengawal di klaster, Sha? Cielah. Wkwk.
Klaster Medika. Ada Sandra, teman baik Rere. Ada Rere, teman baik Sandra*lah. Wkwk. Rere orang Cirebon, menjadi tour guide utama kami. Haha. Lalu ada Rizka, manusia super putih dan cantik tapi ternyata galak. Wkwk.
Klaster Medika. Ada Sandra, teman baik Rere. Ada Rere, teman baik Sandra*lah. Wkwk. Rere orang Cirebon, menjadi tour guide utama kami. Haha. Lalu ada Rizka, manusia super putih dan cantik tapi ternyata galak. Wkwk.
Terakhir,
klaster soshum. Kalau yang ini, spesial.
Aku baru menyadari setelah rapat yang kesekian kalinya, bahwa klaster soshum
tidak punya anggota laki-laki. Waaah, tujuh
perempuan hebat ada di sini. Pertama, Anggia. Kalian harus tahu, Anggia
adalah manusia paling keren di mataku. Anggia selalu sabar, pemikirannya luas,
kerja lapangannya excellent, TOP! Sebagai
kormater aku mengucapkan terima kasih banyak padamu ya, Nggi. Kalau ada reward anggota terbaik, sudah jelas aku
memilih Anggia.
Kedua,
Tata. Bendahara yang super duper teliti. Tata juga anggota yang sangat baik. Aku
yang justru sering marah dan membuat kesal Tata. Hehe. Maafkan aku ya Taa. Ketiga,
Aldila―atau biasa dipanggil Dole. Manusia yang kalau sudah tertawa membuatku entah
kenapa juga ikut tertawa―saking lucunya, padahal aku tidak tahu dia menertawakan
apa. Haha. Dole berjuang keras sekali saat ada turnamen voli di desa. Dia stand by sejak pagi hingga sore, luar
biasa! Terima kasih, Dole! Keempat ada Vina, manusia super lucu―mirip dengan
Sandi, membuatku seringkali gemas dengan dia. Sayangnya Vina tidak bisa ikut
sampai akhir karena harus exchange
student ke Australia. Baik-baik di sana ya, Vina! Terakhir, Tiara, teman
satu kelasku di Sastra Indonesia. Tiara menjadi idola anak kecil karena pandai
mendongeng. Terima kasih sudah melakukan yang terbaik ya, Tiara!
Selama KKN, soshum bekerja tanpa henti. Setiap hari kami mempunyai jadwal. Bahkan weekend sekalipun. Ya, namanya saja sosial humaniora. Tugas kami adalah merangkul masyarakat, mulai dari anak-anak kecil, anak muda, ibu-ibu, hingga bapak-bapak. Maafkan aku ya, teman-teman. Tapi sepertinya gabut tidak enak juga, bukan? Hehe.
Nah,
itu tadi sekilas info tentang teman KKNku, tentunya dari sudut pandangku. Sekarang,
cerita beberapa momen yang sekali lagi menurutku penting untuk diabadikan.
Turnamen Bola antardusun
Acara ini
kami buat bagi karang taruna muda Desa Sukasari. Minat mereka di bidang
olahraga sangat tinggi. Entah kenapa, baru kali itu―khususnya saat Dusun Kliwon
yang bermain, aku kegirangan. Ternyata asik sekali menonton bola. Sebelum itu
aku tidak pernah tertarik menonton pertandingan bola. Apa asiknya? Tapi setelah
melihat pemain bola dari Dusun Kliwon yang, uh, sungguh sangat keren sekali,
aku seketika terkesima. Wkwk.
Turnamen Voli antardesa (3 Kecamatan)
Ciwiru.
Desa yang entah kenapa sejak awal aku menonton pertandingan mereka, aku yakin
pasti mereka pemenangnya. Saat itu, aku mendapat tugas untuk menjaga skor. Itu kali
pertamanya aku terlibat dalam pertandingan olahraga. Berdebar? Pasti. Kalian harus
tau, tim dari Desa Ciwiru sangat-sangat keren. Aku hafal beberapa nama
jagoannya, ada Anando, Samsul, dan Gery. Kalau bola sudah di-smash oleh mereka, setelahnya semua penonton
akan bersorak karena pasti masuk. Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi sungguh
berkat Ciwiru, aku jadi tahu bahwa menonton pertandingan olahraga ternyata
menyenangkan. Sungguh aku tidak bisa menggambarkan dengan detail, yang jelas
Ciwiru sangat keren! Mereka berhasil meraih juara pertama dan dua anggota tim
mereka, Anando dan Samsul, berhasil menjadi pemain terbaik. Selamat Ciwiru!
Soal ini,
aku yakin semua tim KKN mengalaminya. Hanya saja, aku ingin mengingat nama-nama
mereka. Ada Nayla, anak kecil paling imut se-Desa Sukasari. Haha. Asli, sangat
sangat imut. Ada Elsa, anak kecil yang sangat cantik, fans berat kakak ganteng.
Ada Unam, ada Dinda, ada Dani, ada Firman, ada Suci, ada Dhea, ada Rima, ada
Dika, ada… banyak. Haha. Jangan lupa pada kami ya, adik-adik! Ingat KKN UGM,
ingat Kak Ros. Mwehehehe.
Kami belajar banyak hal. Kami belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Jerman, kami belajar jenis-jenis sampah, kami belajar drama dan pantun, kami belajar mendongeng, dan sebagainya. Terima kasih ya, adik-adik sudah mau belajar dengan kakak-kakak UGM :’)
Oh ya, ada satu guru SD yang sangat sangat baik. Namanya Bu Euis. Aku dan Mai sering main ke rumah beliau dan mendapat banyak nasihat, salah satunya soal jodoh dan pernikahan! Eaaaa. Penasaran? Yuk, temani aku ke rumah beliau lagi suatu hari nanti. Terima kasih banyak Bu Euis untuk segala bantuan dan nasihatnya. Terima kasih telah menjadi abadi di dalam tulisan saya :’)
buku impian |
Kami belajar banyak hal. Kami belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Jerman, kami belajar jenis-jenis sampah, kami belajar drama dan pantun, kami belajar mendongeng, dan sebagainya. Terima kasih ya, adik-adik sudah mau belajar dengan kakak-kakak UGM :’)
bermain dan belajar |
Oh ya, ada satu guru SD yang sangat sangat baik. Namanya Bu Euis. Aku dan Mai sering main ke rumah beliau dan mendapat banyak nasihat, salah satunya soal jodoh dan pernikahan! Eaaaa. Penasaran? Yuk, temani aku ke rumah beliau lagi suatu hari nanti. Terima kasih banyak Bu Euis untuk segala bantuan dan nasihatnya. Terima kasih telah menjadi abadi di dalam tulisan saya :’)
Nonton bareng
Awalnya,
nobar ini hanya untuk karang taruna muda. Tapi ketika anak-anak kecil tahu,
mereka jadi ingin ikut menonton. Baiklah, tak apa. Kami menonton film The Teacher’s Diary. Oh ya, dalam
melaksanakan nobar ini, kami banyak dibantu oleh A’Aef. Beliau membantu
menyiapkan layar, LCD Proyektor, sound,
dan sebagainya. Terima kasih banyak ya, A. Maaf kami sering merepotkan, apalagi
saat insiden tali net di balai desa lepas, duh, perjuangan sekali.
Mengecat Trotoar
Nah,
ini dia pembaca. Bagian paling seru selama KKN. Kenapa? Karena kami mengecat
trotoar dari pagi hingga matahari sudah sangat tinggi. Lalu sepulang mengecat
ada seseorang bicara padaku, “Ros, wajahmu belang.” Ahahaha. Baiklah, harapan
untuk menjadi lebih putih selama KKN sudah hilang. Wkwk. Tidak masalah, yang
penting happy!
Hmmm,
sepertinya cukup itu yang perlu diceritakan. Ada banyak sekali hal sebetulnya
yang ingin kutulis, tapi, cukuplah itu menjadi kenangan pribadi.
Pelajaran yang banyak kudapatkan selama KKN
adalah soal kebahagiaan dan pendewasaan diri. Sempat, ada beberapa
masalah yang membuatku kesal, lelah, dan mengeluh. Lalu seorang teman
menasihatiku bahwa bahagia itu pilihan.
Menjadi pribadi yang terus bersemangat
dan menyenangkan bagi siapapun meski hati dan pikiran sedang sangat suntuk,
memang tidak mudah. Tapi di sinilah aku belajar. Kadang, aku terenyuh melihat anak kecil yang tidak punya rasa kesal
ketika ditolak olehku untuk bermain. Mereka terus datang esok pagi dengan wajah
berseri-seri. Sungguh aku ingin bisa seperti itu. Menjadi kormater sedikit
banyak membuatku stress juga, tapi pelajaran soal kebahagiaan dan pendewasaan
diri ini benar-benar menjadi poin penting bagiku. Menjadi dewasa seringkali meninggalkan rasa sakit. Tapi, untuk menjadi seorang
pemimpin yang bijaksana memang tidak pernah mudah, bukan?
bersama karang taruna muda Desa Sukasari |
Oh ya, satu lagi. Ada beberapa hari saat KKN, bulan tampak begitu indah. Sempat gerhana bulan juga waktu itu. Masya Allah, sangat sangat cantik! Membuatku bahagia dan betah berdiam diri di teras hanya untuk melihat bulan, dan tentunya, menciptakan puisi. Memang saat itu adalah bulan Juli, bulan ketujuh. Tapi aku lebih senang menyebutnya dengan purnama kedelapan. Ya, purnama kedelapan punya cerita tersendiri untukku. Semoga di tiap purnama berikutnya, kita bisa bertemu lagi ya. Di langit, tentunya.
Aku jatuh cinta pada purnama kedelapan,
yang kuhabiskan di tempat ini, berulang-ulang kali. Terima kasih, teman-teman,
terima kasih UGM, terima kasih Desa Sukasari, terima kasih, kamu.
Get some flashback on my head 😆
ReplyDelete